PHU Lampung Timur -Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menekankan
agar ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom) dijadikan jembatan
komunikasi antara Jemaah haji dan petugas haji. Hal ini disampaikannya saat
membuka acara Bahtsul Masail : Desain Bimbingan Manasik Berbasis Regu dan
Rombongan di Hotel Lumire Jakarta. Rabu (01/03/2017).
“Jadikan karu dan karom jembatan bagi Jemaah haji dan petugas haji,” terang
Abdul Djamil.
Pemilihan karu dan karom saat ini kata dia masih didasari kepada
pertimbangan suka-suka bukan didasarkan kepada mengetahui dan tidaknya seluk
beluk manasik dan prosesi haji, sehingga kedepannya diupayakan karu dan karom
mempunyai kriteria dan pengalaman mengenai ibadah haji yang baik.
“jadi jangan asal tunjuk karena kelihatan gagah langsung ditunjuk jadi karom
dann arena suaranya lantang ditunjuk jadi karu tapi disuruh berdoa dan membaca
talbiyah saja tidak bisa,” katanya.
Dikesempatan yang sama Abdul Djamil mengatakan kalau berbicara haji itu
jangan berbekal buku fiqih saja, tapi harus juga berbekal berbicara maupun
berdiskusi dengan para pembimbing-pembimbing haji yang tiap tahun ke tanah suci
dan itu baru bisa melakukan penyempurnaan materi manasiknya, termasuk
persoalan-persoalan waqi’iyyah (masalah incidental) yang membutuhkan judgment,
kalam akhir dari para pakar, para mashayih dan tokoh-tokoh yang mengerti
masalah manasik untuk mencari jalan keluar bukan untuk mewakafkan masalah yang
tidak ada jalan keluarnya
“Nah itu gunanya bahtsul masail yang bertujuan mencari solusi atas
masalah-masalah perhajian di arab Saudi,” ujar Mantan Kabalitbang Kemenag ini.
Menurutnya persoalan persoalan yang membutuhkan jalan keluar dalam ibadah
haji antara lain adalah persoalan Jemaah haji yang di tempatkan dimina jadid
dan yang kedua adalah problem yang berkaitan yang rawan menimbulkan
implikasi-implikasi yang membahayakan contoh waktu melempar jumrah waktu dhuha.
"Karena sesuai dengan anjuran nabi melempar jumrah itu waktu dhuha
itulah yang dikejar banyak orang, karena belajar dari pengalaman tahun 2015
dengan meninggalnya 125 jemaah Indonesia karena berdesak-desakkan dengan Jemaah
dari Negara lain, maka diberlakukanlah jadwal melempar jumrah dari pemerintah
arab Saudi yaitu sebelum fajar dan setelah zuhur,” jelasnya. (08/03/2017)
Posting Komentar untuk "Ketua Regu Dan Ketua Rombongan Sebagai 'Control Bridge' Antara Jamaah Haji Dan Petugas Haji"
Jadilah komentator yang baik dan santun ...